Mengenal Upacara Minum Teh
Maraknya kafe-kafe baru di kota besar tentu menjadi sasaran Anda untuk menikmati secangkir apple tea bersama teman maupun keluarga. Atau justru untuk bekerja. Sejak pertama kali minuman teh ditemukan sudah banyak variasi daun teh yang dijual di pasar modern. Namun di Jepang, mereka masih melakukan upacara minum teh dengan cara tradisional.
Ritual menyajikan teh untuk tamu ini disebut sadÅ atau chadÅ. Adapun ruangan khusus untuk melakukan upacara minum teh tersebut bernama chasitsu. Di dalam chasitsu sang tuan rumah akan bertanggung jawab dalam menyiapkan upacara minum teh beserta hiasan seperti lukisan dinding (kakejiku), bunga (chabana) dan mangkuk keramik yang sesuai dengan musim dan status tamu yang diundang.
Upacara minum teh bukan sekedar acara menuangkan teh dengan air panas, menyuguhkannya dan diminum, namun upacara ini mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup tujuan hidup, cara berpikir, agama, dan cara menghias chasitsu dalam rumahnya. Serta pengetahuan seni pada aliran upacara minum teh yang dianut.
Daun teh yang digunakan tentu bukan jenis apple tea, namun menggunakan teh bubuk matcha yang terbuat dari gilingan halus green tea. Jika upacara ini dilakukan di luar ruangan disebut nodate. Dan kini dalam bahasa sehari-hari, upacara minum teh cukup disebut sebagai ocha. Ocha no keiko berarti belajar mempraktekkan tata krama penyajian teh atau belajar etiket sebagai tamu dalam upacara minum teh.