Tips Information | Helpful Hints

Just another Travelsuperlink.com weblog

Batasan Penilaian Hutang atau Modal suatu perusahaan

Kiranya bermanfaat untuk membahas kedua ekstrem mengenai penilaian suatu perusahaan apabila hutang digunakan dalam struktur modalnya. Ekstrem atau batasan ini hanyalah bersifat definisional. Artinya, kita tidak mengaitkan arti perilaku atau ekonomi apa pun terhadapnya. Ekstrem-eksterm ini semata-mata memberikan dasar untuk pembahasan lebih jauh atas masalah tersebut, yang pada waktunya akan kita tinjau kesahihannya (validity). Oleh karena itu, pembaca tidak boleh menerima posisi manapun sebagai suatu kebenaran, dan menunda penilaiannya sampai kita meliput dasar tambahan. Kedua ekstrem terhadap penilaian laba suatu perusahaan tersebut adalah pendekatan laba bersih (net income approach) dan pendekatan laba operasi bersih (net operating income approach) yang akan kita bahas masing-masing.

PENDEKATAN LABA BERSIH (NET INCOME APPROACH)

Pendekatan ini paling baik disajikan dengan suatu ilustrasi. Andaikan bahwa suatu perusahaan mempunyai hutang perpetual sebesar $1,000 dengan bunga 15 persen, atau bunga SI50 per tahun. Selain itu, laba operasi bersih tahunan dari perusahaan tersebut kini dan di masa datang adalah SI.000; artinya, tidak ada pertumbuhan yang diharapkan. Laba operasi bersih hanyalah merupakan laba sebelum pembayaran bunga. Terakhir, andaikan hasil pengembalian yang dikehendaki atas ekuitas perusahaan tersebut, ke, adalah 20 persen. Dengan informasi ini dan sesuai dengan pendekatan laba bersih, nilai perusahaan tersebut adalah Dengan menggunakan pendekatan laba bersih, laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa akan dikapitalisasi dengan suatu tingkat konstan, ke. Tingkat kapitalisasi menyeluruh.

Dalam hal ini, tingkat yang dihitung hanyalah merupakan hasil pembagian laba operasi bersih perusahaan tersebut dengan nilai total perusahaan dengan bisnis modal kecil yang diperoleh. Oleh karena itu, merupakan suatu tingkat hasil pengembalian yang tersirat, bukan yang telah diketahui. Sekarang andaikan bahwa perusahaan tersebut menaikkan hutangnya dari SI.000 menjadi S3.000 dan menggunakan hasil terbitan hutang itu untuk membeli kembali sahamnya. Suku bunga atas hutang tetap tidak berubah sebesar 15 persen.

Sesuai dengan pendekatan laba bersih, perusahaan tersebut mampu menaikkan penilaian totalnya, V, dan menurunkan tingkat kapitalisasinya secara keseluruhan, k0, bila dia meningkatkan tingkat leveragenya. Sebagai hasilnya, harga pasar per lembar saham me- ningkat. Untuk mengilustrasikannya, asumsikan dalam contoh kita bahwa perusahaan dengan hutang $1,000 mempunyai 425 lembar saham biasa yang beredar. Dengan demikian harga pasar per lembar saham adalah S10 atau (S4.250/425). Perusahaan tersebut menerbit- kan hutang tambahan sebesar $2,000 dan pada waktu yang sama membeli kembali $2,000 sahamnya dengan harga $10 selembar, atau totalnya 200 lembar. Dengan demikian, dia memiliki 225 lembar saham yang beredar. Telah kita lihat dalam contoh tersebut bahwa nilai pasar total dari saham perusahaan setelah perubahan dalam struktur modal adalah $2,750. Oleh karena itu, harga pasar per lembar saham adalah $2,750/225 = $12,22, sementara sebelumnya harga tersebut hanyalah $10 selembar.

Tingkat leverage, B/S, digambarkan sepanjang sumbu horisontal, sedangkan tingkat persentase untuk kh ke, dan kQ digambarkan pada sumbu vertikal. Grafik ini dapat dibuat berdasarkan contoh-contoh hipotetis yang telah kita sajikan. Seperti dapat dilihat, asumsi-asumsi kritis dari pendekatan laba bersih adalah bahwa kita dan terutama ke tetap tidak berubah bila tingkat leverage meningkat, contoh usaha kredit mobil bekas. Selama proporsi dana hutang yang lebih murah dalani struktur modal naik, suatu perusahaan dapat menuninkan biaya modalnya secara kontinu dan meningkatkan penilaian totalnya dengan menggunakan dana hutang.

May 8th, 2014 Posted by aanbae | keuangan | one comment

1 Comment »

  1. […] Artikel terkait Batasan Penilaian Hutang atau Modal suatu perusahaan […]

    Pingback by Tips Information | Helpful Hints | October 28, 2015

Leave a comment